MEGASEX – Namaku Steven, aku tinggal di Medan. Aku mau menceritakan pengalaman seksku di rumahku sendiri. Kejadian ini baru terjadi dua bulan yang lalu. Aku mempunyai seorang kakak, namanya Icha. Kak Icha orangnya cantik. Dia mempunyai tinggi badan 171 cm, kulit putih bersih, dadanya kira-kira 36 dan pantatnya sangat montok. Aku sangat terangsang jika melihatnya. Suatu hari, tepatnya malam minggu.Waktu itu mama dan papaku sedang pergi. Aku sendiri juga lagi malas di rumah. Lalu aku pergi kerumah teman kuliahku. Jadi dirumah hanya Kak Icha sendirian yang lagi nungguin pacarnya. Tapi dasar sial temanku juga lagi keluar. Lalu untuk ngilangin suntuk aku mutar-mutar (jalan2) sendirian. Setelah puas jalan jalan aku pun pulang. Sampai di rumah kulihat ada kendaraan pacar Kak Icha di depan rumah. “Aduh.. jagain orang pacaran nih..”, pikirku. Aku langsung masuk ke teras. Tapi aku terkejut. Kulihat Kak Icha sedang di entodin oleh pacarnya. Kubatalkan niat ku dan aku terus mengintip permainan mereka. Aku benar2 terangsang melihat adegan tersebut. Apalagi melihat Kak Icha yang sedang bugil dan mendesah desah. Aku memperhatikan mereka dan mengelus-elus penisku. Terpaksa aku bersolo seks dan memuntahkannya di pot bunga. Lalu aku pergi lagi meninggalkan mereka berdua. Setengah jam kemudian aku kembali dan kulihat mereka sedang duduk mesra di ruang tengah. Kutegur mereka dan aku langsung masuk ke kamarku. Di kamar aku terus membayangkan Kak Icha. Selang beberapa menit aku keluar kamar dan kulihat cowoknya sudah pulang. Kulihat Kak Icha masuk ke kamarnya. Lalu aku duduk sendirian di ruang tengah. Aku benar benar terangsang. Aku lalu bangkit dan masuk ke kamar Kak Icha. Rupanya Kak Icha sedang ganti baju. Dia terkejut melihatku
“Ngapain kamu?”, tanyanya. “Tadi kakak ngapain sama cowok kakak?”, aku balik bertanya. Dia hanya diam. “Emang kamu tahu?”, tanyanya lagi. Aku hanya mengangguk. “Jangan bilang siapa-siapa ya..!”, katanya lagi. “Oke.. tapi kakak harus mau begituan juga sama aku!”, ujarku. “Kamu mau juga ya..”, katanya manja. Dia lalu menarikku ke tempat tidur. Dibukanya bajunya, lalu dibukanya juga bajuku. Langsung dilumatnya penisku. Rasanya enak sekali. Diisapnya penisku sampai kusemprotkan spermaku di dalam mulutnya. Aku cukup puas atas perlakuannya. Lalu dia menyuruhku menjilati vaginanya .oohh.. ahh.. erangnya. Lalu aku pindah meremas dan menjilati payudaranya. mmhh.. terus.. nggh.. Kujilati payudaranya, perutnya sampai kujilati lagi vaginanya. oh.. ah.. ena.. k.. erangnya. Nafsuku naik lagi. Penisku mulai berdiri lagi. Masu.. kin aja.. pintanya. Lalu kumasukin penisku dan memompanya.
Rasanya enak sekali, penisku dijepit oleh otot vaginanya. ahh.. terus.. sayang.. jeritnya. Lalu dibaliknya tubuhku. Dengan posisi diatas, dia menggoyangkan pantatnya turun naik. Tanganku meremas pantatnya yang montok. Payudaranya bergoyang-goyang. Aku mau keluar.. erangku. Tahann.. sayang.. ujarnya. Lalu ahh.. agh.. oh.. Kak Icha mengerang panjang pertanda orgasme. Dia terus bergoyang dan crot.. crot.. crot.. kusemburkan spermaku didalam vaginanya. Lalu dia mencium bibirku. Kami pun tergeletak bersampingan. “Makasih kak.. betul-betul nikmat”, ujarku sambil meremas payudaranya. “Iya.. kamu hebat juga”, katanya “Maukan kakak beginian lagi..?”, tanyaku “Kapan aja kamu pengen”, ujarnya sambil tersenyum.
Aku langsung keluar dan masuk ke kamarku. Aku senang sekali. Aku terus minta jatah sama Kak Icha. Kapan ada kesempatan kami pasti melakukannya dengan berbagai macam gaya. Aku juga sudah merasakan pantatnya yang montok. Waktu itu Kak Icha lagi haid, jadi kusorong aja pantatnya. Rasanya sama-sama enak kok. Sampai pada suatu hari, Waktu itu aku pulang kuliah, kulihat pintu kamar Kak Icha terbuka dan dia berbaring mengenakan handuk. Aku terangsang melihatnya. Aku masuk dan kubuka bajuku lalu kupeluk dan kucumbu. Ah.. jangan sekarang! ada Mama tuh! ujarnya. Tapi aku tak peduli dan terus merangsangnya. Akhirnya dia pasrah. Kubuka handuknya dan kujilati payudaranya. Kak Icha mendesah. Lalu dia bangkit, menimpaku sambil berbalik. Kami melakukan gaya 69, Dikocoknya dan diisapnya penisku. Aku pun menjilati vaginanya sambil meremas pantatnya. Lagi asyik menjilat, tiba-tiba pintu kamar dibuka. Kami sangat terkejut. Ternyata mama sedang memergoki kami berbuat mesum. Mama masuk dan menutup pintu. Muka Mamaku tampak marah melihat perbuatan kami. Aku dan Kak Icha hanya bisa terdiam. Matanya menatap kami tajam. “Maafin kami ma!, ini salah Steven. Steven yang ngajak Kak Icha. Soalnya Steven lagi terangsang! ujarku.
“Kenapa harus Kak Icha?”, tanya mamaku. “Daripada dengan PSK lebih baik dengan aku, Ma!” sambung Kak Icha “Lagi pula aku juga mau kok”, ujar Kak Icha membelaku. “Terserah Mama mau marah, kami kan udah gede dan punya hasrat seks yang harus disalurkan”, ujarku. Mamaku terdiam sejenak “Ya.., udah terserah kalian. Tapi perbuatan kalian jangan sampai ketahuan papa!”, ujarnya. “Satu hal lagi Steven, jangan sampai Kak Icha hamil”, katanya sambil menatapku. “Ya..udah sebagai hukumannya mama mau lihat bagaimana kalian melepaskan hasrat seks kalian itu”, ujarnya lagi. Aku dan Kak Icha saling pandang. Lalu kami melanjutkan permainan kami. Aku mulai merangsang Kak Icha lagi. Kujilati payudaranya. Lalu kujilati vaginanya. Ah..sst.. mmh.. desahnya. Tanpa lama2 kumasukkan penisku ke liang vaginanya dan kugoyang. Akkh..ohh..ngghh..ah.. ah..desahnya. Aku makin mempercepat kocokanku. Dan akhh..ahh ..akhhkhh.., jeritnya panjang. Kurasakan Kak Icha sudah mencapai orgasme. Semakin cepat goyanganku. ck .ckk.. ck..suara kocokan penisku di vaginanya yang sudah basah bercampur cairan orgasmenya. “Mau keluar nih..”, jeritku “dimulutku aja!”, ujarnya sambil menahan sodokan penisku, kucabut penisku. Kak Icha langsung menggenggam penisku dan mengocoknya dalam mulutnya. Crott.. crot..crot..crot kusemburkan spermaku ke mulutnya sebanyak 8 kali. Mulutnya penuh dengan spermaku. Sampai menetes keluar dari sela mulutnya. Dan ditelannya semua. Aku terbaring puas, dan Kak Icha menjilati penisku untuk membersihkan sisa sperma. Kulihat mama menggelengkan kepalanya. Lalu mama pergi keluar dari kamar. Aku dan Kak Icha hanya tersenyum. Kami akan lebih bebas melakukannya di rumah, walaupun mama mengetahuinya
Kami saling berpelukan dan berciuman. Aku lalu berpakaian dan masuk ke kamarku. Di kamar aku masih memikirkan kejadian tadi. “Mama tidak melarang aku ngeseks dengan kakakku sendiri. Berarti aku juga bisa ngeseks dengan mama”, pikirku. Lagian body mama masih sip abis. Soalnya mamaku ikut fitness. Walaupun usianya udah 44 tahun tapi masih oke. Lagi pula mama pasti lebih berpengalaman. Aku berpikir lama mengenai ide gilaku ini. Kuputuskan, aku harus bisa merasakan ngeseks dengan mamaku sendiri. IchaLalu aku keluar dan masuk kekamar mamaku. Kulihat mamaku berbaring membelakangiku. Kulihat pantatnya yang montok dan pahanya yang mulus. Kubuka bajuku semuanya. Dan sambil menelan ludah aku naik ke tempat tidur dalam keadaan bugil. Kupeluk mamaku dari belakang dan kugesek penisku yang sudah tegang. Tiba2 mama terbangun “Ngapain kamu, Steven?”, tanyanya. “Pengen ngeseks sama mama”, jawabku manja.
Aku langsung memeluk dan menciumnya. Mamaku diam saja. Kubuka kimononya. Wow ..mama tidak pakai BH dan CD. Payudaranya besar (lebih besar daripada punya Kak Icha. Kak Icha aja 36B) dan masih kencang. Vaginanya merah merekah. Pantas papa sayang terus sama mama. Aku langsung meremas payudaranya, menjilatinya dan menggigitnya. Mama hanya mendesah kecil. “Jilatin anu mama ya.. kayak Kak Icha tadi..”, pintanya sambil meraba vaginanya. Aku lalu menjilati vagina mama sambil memainkan klitorisnya dengan gigi dan lidahku. Ahh..terus.. sayang.. okh.. e. na. k..desah mama. Kepalaku dijepitnya dengan kedua pahanya dan rambutku dijambaknya. Agar aku terus menjilati vaginanya. 10 menit lidahku menari di vagina mamaku dan akhirnya mamaku orgasme juga. Kurasakan cairan hangat di lidahku. Lalu mama bangkit dan menyuruhku telentang.
Mama lalu mengambil baby oil dan mengoleskan kepenisku. Lalu dikulumnya penisku dengan nikmat. ohh..rasanya benar2 nikmat sampe ubun2. Isapan mama jauh lebih enak daripada Kak Icha. Aku merasakan kenikmatan yang dahsyat. Mama mengulum semua penisku berserta buah zakarku. Yang paling sensasional kurasakan saat mama mengocok penisku sambil menjilati lubang duburku. Wow benar2 asyik dan nikmat. Aku sampai merinding kenikmatan. Sekitar 10 menitan kusemprotkan spermaku di depan wajah
mamaku. Mama ku sibuk menjilati spermaku yang muncrat kemana mana. “Wah.. benarbenar nikmat ma..”, ujarku. “Mama jago istong (isap totong)”, pujiku “Kamu juga jago jilatannya, mama sampe merinding”, ujarnya “Papa kalo jilat kurang nikmat, lagian papa jarang mau jilat”, ujarnya lagi “Gimana, mau dilanjutkan?”, tanya mamaku “Iya dong..aku kan mau ngerasain anunya mama!”, ujarku sambil melihat vaginanya. “Mama juga mau ngerasain sodokan penismu!”, jawabnya manja. Lalu mama mengajakku ke kamar mandi, untuk membersihkan vaginanya dan penisku. Kuhidupkan air di bathtub setinggi mata kaki. Kami berdua masuk dan kucumbu Mama, kucium bibirnya dan kuremas-remas payudaranya. Kami berdua sangat bernafsu, terutama aku. Padahal aku sudah main sebelumnya dengan Kak Icha. Aku sudah nggak tahan untuk memasukkan penisku ke vagina mama. Kutusukkan penisku dan bless.. amblas semuanya terbenam. Kurasakan jepitan liang memek mama yang masih kuat. Kupompa penisku menghujam vagina mama. Kaki mama menjepit sisi bathtub. Ohh..yeahh.. ahh.. jerit mama. Sekitar 3 menit mama minta ganti posisi menyamping dengan posisi kaki belipat ke arah samping dan aku menggoyang dari atas menyodok vagina mama. Mama tampak sangat menikmatinya. Lalu mama minta doggy style.
Kami bangkit dan mama nungging bertumpuan dengan sisi bathtub. Kusodok vagina mama dari belakang. Mama mendesah campur menjerit kecil. Pantatnya yang montok beradu dengan pangkal pahaku. Kupeluk mamaku dari belakang sambil terus bergoyang perlahan, meremas payudaranya. “Ma..masukin ke lubang anus ya..”, bisikku “Pelan2 mama belum pernah ..”, jawabnya. Kucabut penisku dan kumasukkan pelan pelan ke lubang anus mamaku. Mamaku merintih kecil menahan sakit. Lubang anus mama memang belum pernah dijamah. Masih terasa ketat. Kugoyang perlahan-lahan sambil tanganku mengusap-usap bibir vaginannya dari belakang. Oh.. ahhk.. oh.. nikmat.. mama mendesah. Sekitar 4 menit kucabut penisku kubalikkan tubuh mama dan satu kakinya kuangkat dan ku letakkan di wastafel. Kumasukkan penisku lagi dan kugoyang lagi. sekitar 1 menit, kuangkat Mama dan kutidurkan di lantai kamar mandi. Kakinya mengangkang dan aku mulai menggenjotnya lagi. Shh.. ohh.. akhh.. mama terus menjerit merasakan nikmatnya. Dan ohh.. ahh.. mama melenguh sambil memejamkan matanya menikmati orgasmenya. Aku terus bergoyang. Lalu aku mengakhiri permainanku dengan semprotan spermaku di dalam rahim mama tempat aku dikandung dulu. Aku benar-benar puas. Aku mencium mama. “Makasih ma.. permainan Mama sangat hebat”, pujiku “Mama mau kan..ngeseks sama Steven lagi..?”, tanyaku. Mamaku tersenyum dan mengangguk “Asal.. jangan ketahuan Papa ya..!”, katanya. Aku cuma tersenyum. Lalu kami mandi bersama dalam bathtub. Malamnya aku terlelap tidur. Esok paginya, aku bangun pukul 7 pagi dan bersiap mandi. Kulihat Papa dan Kak Icha sedang sarapan, sedangkan Mama sedang di dapur. Kudatangi mama dan kuremas pantatnya. “Aduh.. kamu nakal ya..”, ujarnya. Kubuka celanaku dan ku keluarkan penisku yang tegang. Kugesekkan ke pantat Mamaku. “Ma..ayo.. dong..”, bujukku “Gak.. ah..ntar dilihat papa!”, tolaknya “Please..”, rayuku “Isap aja ya..”, tawar mamaku “Ya.., deh..!”, sahutku lalu Mama jongkok dan mengisap penisku.
Mataku merem melek menahan nikmatnya. Sampai ku semburkan lahar hangat kemulut mama. Lalu aku mandi dan berangkat kuliah. Di kampus aku rasanya pengen cepat pulang. Pukul 2 siang aku tiba dirumah. Kupanggil Kak Icha dan Mama kekamarku. “Gimana.. kalo kita main bertiga”, usulku “Hah..!!”, jawab Mama dan Kak Icha serentak. “Aduh.. nih..anak.. nafsu amat ya..”, ujar Mamaku “Kayaknya asyik juga tuh.”, sahut Kak Icha. Kak Icha langsung membuka bajunya. Dan menimpaku. Bibirku dilumatnya sambil tangannya melucuti pakaianku. Mama akhirnya membuka bajunya dan ikut bergabung. Mama langsung menghisap penisku sambil menjilatinya. Sedangkan aku menjilati vagina Kak Icha. Lalu kusuruh Mama tidur telentang sambil mengangkang. Kujilati vagina Mama dan Kak Icha menjilati dan meremas remas payudara Mama. Ssst.. enaak.. ahh.. erang mama. Lalu gantian, kujilati vagina Kak Icha dan Mama menjilati payudara Kak Icha. Aku mulai memasukkan penisku ke vagina Kak Icha dan memompanya. Sedangkan Mama menjilati payudara Kak Icha sambil menggosok2 vaginanya sendiri. Aaahh..ohh.. oh.. Kak Icha menjerit kecil berbarengan dengan deru napasnya yang tidak teratur. Kupercepat goyanganku. Aku harus membuat Kak Icha orgasme terlebih dahulu. Beberapa saat kemudian Kak Icha mengerang puas ah. a. h.. ah. ah. ah. ahh.. ha.. sambil nafasnya agak tersengal. Penisku terasa dijepit otot vagina Kak Icha yang yang berkontraksi. Kucabut penisku dan kutarik Mamaku. Lalu kumasukkan penisku ke liang surganya dan kugoyang. Mamaku hanya mendesah kecil. Aku menikmati goyanganku. Aku lalu membalikkan tubuh Mama keatas
Mama bergoyang bagai menaiki kuda.Tanganku meremas-remas pantat Mama dan membantunya turun naik. Ooo.. ahh.. yehh.. erang mama sambil memejamkan matanya. Payudaranya bergantung dan bergoyang. Ohh..ahh.. kudengar erangan mamaku sambil memejamkan mata dan menahan ludah. Kurasakan Mama sudah orgasme. Kupeluk Mama dan kubalikkan badannya. Kak Icha langsung mendekat dan menjilati payudara Mama. Aku langsung menggenjot mamaku lagi dengan posisi Mama telentang. Sekitar dua menitan, kurasakan aku mau mencapai puncak. Langsung kucabut penisku dan kusemburkan ke mulut Kak Icha dan Mama. Mereka berebutan. Spermaku muncrat ke wajah mereka berdua. Aku lalu terduduk lemas.Kulihat mama dan Kak Icha saling menjilati spermaku yang muncrat ke wajah mereka. Setelah 10 menit Kak Icha keluar dari kamarku. Dan aku memainkan satu ronde lagi dengan Mamaku. Dan ku akhiri dengan semburan sperma di dalam lubang anusnya. Setelah itu Mama keluar dan mandi. Sekarang aku benar-benar betah berada di rumah, kapan saja ada saja yang melayaniku (Mama dan Kak Icha). Hampir tiap pagi aku mendapat jatah sepong dari Mama. Tapi semua sudah kuatur. Kalo siang aku mainnya sama Mama, dan kalo malam malam lagi pengen, aku mainnya sama Kak Icha. Tapi kadang nggak tentu juga, yang mana aja. Kalo Papa nggak ada kami main bertiga. Apalagi kalo Papa keluar kota kami makin bebas tidur bersama. Bahkan aku pernah bolos kuliah karena kecapekan melayani Mama dan Kak Icha`. Kejadian ini membuatku betah di rumah. Home Sweet Home.