MEGASEX – Namaku adalah Ivan dan aku kuliah di salah satu universitas swasta di Bandung, Aku berasal dari luar daerah dan aku tinggal di kost. Aku pun termasuk orang yang berada, serta sangat menjalankan keagamaan yang kuat. Apalagi untuk mencoba narkoba atau segala macam, tidak deh. Kejadian ini bermula pada waktu kira-kira 4 bulan yang lalu. Tepatnya hari itu hari Selasa kira-kira jam 14:12, aku sendiri bingung hari itu beda sekali, karena hari itu terlihat mendung tapi tidak hujan-hujan. Teman satu kostan-ku mengatakan kepadaku bahwa nanti temanya anak SMU akan datang ke kost ini, kebetulan temanku itu anak sekolahan juga dan hanya dia yang anak SMU di kost tersebut.
Setelah lama menunggu akhirnya orang yang ditunggu datang juga, kemudian temanku langsung mengajaknya ke tempat kamarku yang berada di lantai atas. Akhirnya aku dikenali sama perempuan tersebut, sebut saja namanya Rani. Lama-lama kami ngobrol akhirnya baru aku sadari bahwahari menjelang sore. Kami bertiga bersama dengan temanku nonton TV yang ada di kamarku. Lama-lama kemudian temanku pamitan mau pergi ke tempat temannya, katanya sih ada tugas. Akhirnya singkat cerita kami berdua di tinggal berdua dengan Rani. Aku memang tergolong cowok yang keren, Tinggi 175 cm, dengan berat badan 62 kg, rambut gelombang tampang yang benar-benar cute, kata teman-teman sih. Rani hanya menatapku tanpa berkedip, akhirnya dia memberanikan diri untuk menggelitikku dan aku tidak tahu darimana dia mengetahui kelemahanku yang sangatvital itu kontan saja aku langsung kaget dan balik membalas serangan Rani yang terus menerus menggelitikiku. Lama kami bercanda-canda dan sambil tertawa, dan kemudian diam sejenak seperti ada yang lewat kami saling berpandang, kemudian tanpa kusadari Rani mencium bibirku dan aku hanya diam kaget bercampur bingung
Akhirnya dilepaskannya lagi ciumannya yang ada di bibirku, aku pun heran kenapa sih nih anak? pikirku dalam hati. Rani pun kembali tidur-tiduran di kasur dan sambil menatapku dengan mata yang uih… entah aku tidak tahu mata itu seolah-olah ingin menerkamku. Akhirnya dia melumat kembali bibirku dan kali ini kubalas lumatan bibirnya dengan hisapan-hisapan kecil di bibir bawah dan atasnya. Lama kami berciuman dan terus tanpa kusadari pintu kamar belum tertutup, Rani pun memintaku agar menutup pintu kamarku, entah angin apa aku hanya nurut saja tanpa banyak protes untuk membantah katakatanya. Setelah aku menutup pintu kamar kost-ku Rani langsung memelukku dari belakang dan mencumbuku habis-habisan. Kemudian kurebahkan Rani di kasur dan kami saling berciuman mesra, aku memberanikan diri untuk menyentuh buah dadanya Rani yang kirakira berukuran berapa ya…? 34 kali, aku tidak tahu jelas tapi sepertinya begitu deh, karena baru kali ini aku menuruni BH cewek. Dia mengenakan tengtop dan memakai sweater kecil berwarna hitam. Aku menurunkan tengtop-nya tanpa membuka kutangnya. Kulihat buah dada tersebut… uih sepertinya empuk benar, biasanya aku paling-paling lihat di BF dan sekarang itu benar-benar terjadi di depan mataku saat ini.
Tanpa pikir panjang, kusedot saja buah dada Rani yang kanan dan yang kirinya aku pelintir-pelintir seperti mencari gelombang radio. Rani hanya mendesah, “Aaahhh… aaahhh… uuhhh…”Aku tidak menghiraukan gelagat Rani yang sepertinya benar-benar sedang bernafsu tinggi. Kemudian aku pun kepingin membuka tali BH tengtop-nya. Kusuruh Rani untuk jongkok dan kemudian baru aku melihat ke belakang Rani, untuk mencari resliting kutangnya. Akhirnya ketemu juga dan gundukan payudara tersebut lebih mencuat lagi karena Rani yang baru duduk di bangku SMU kelas 2 dengan paras yang aduhai sehingga pergumulan ini bisa terjadi. Dengan rakusnya kembali kulumat dada Rani yang tampak kembali mengeras, perlahan-lahan ciumanku pun turun ke bawah ke perut Rani dan aku melihat celana hitam Rani yang belum terbuka dan dia hanya telanjang dada.
Aku memberanikan diri untuk menurunkan celana panjang Rani, dan Rani pun membantu dengan mengangkat kedua pinggulnya. Rani pun tertawa dan berkata, “Hayo tidak bisa dibuka, soalnya Rani mempunyai celana pendek yang berwarna hitam satu lagi…” ejek Rani sambil tersenyum girang.Aku pun dengan cueknya menurunkanya kembali celana tersebut, dan kali ini barulah kelihatan celana dalam yang berwarna cream dan dipinggirpinggirnya seperti ada motif bunga-bunga, aku pun menurunkanya kembali celana dalam milik Rani dan tampaklah kali ini Rani dalam keadaanbugil tanpa mengenakan apapun. Barulah aku melihat pemandangan yang benar-benar terjadi karena selama ini aku hanya berani berilusi dan nonton tidak pernah berbuat yang sebenarnya.
Aku pandangi dengan seksama kemaluan Rani dengan seksama yang sudah ditumbuhi bebuluan yang kira-kira panjangnya hanya 2 cm tapi sedikit, ingin rasanya mencium dan mengetahui aroma kemaluan Rani. Aku pun mencoba mencium perut Rani dan pusarnya perlahan tapi pasti, ketika hampir mengenai sasaran kemaluannya Rani pun menghindari dan mengatakan, “Jangan dicium memeknya akh.. geliii…” Rani mengatakan sambil menutup rapat kedua selangkangannya. Yah, mau bagaimana lagi, langsung saja kutindih Rani, kucium-cium sambil tangan kiriku memegang kemaluan Rani dan berusaha memasukkanya ke dalam selangkangan Rani. Eh, Rani berontak iiihhh… ge.. li..” ujar Rani. Tahu-tahu Rani mendorong badanku dan terbaliklah keadaan sekarang, aku yang tadinya berada di atas kini berubah dan berganti aku yang berada di bawah, kuat sekali dorongan perempuan yang berbobot kira-kira 45 kg dengan tinggi 160 cm ini, pikirku dalam hati. “Eh… buka dong bajunya! masak sih Rani doang yang bugil Ivannya tidak…?” ujar Rani sambil mencopotkanbaju kaos yang kukenakan dan aku lagi-lagi hanya diam dan menuruti apa yang Rani inginkan
Setelah membuka baju kaosku, tangan kanan Rani masuk ke dalam celana pendekku dan bibirnya sambil melumat bibirku. Gila pikirku dalam hati, nih cewek kayaknya sdah berpengalaman dan dia lebih berpengalaman dariku. Perlahan-lahan Rani mulai menurunkan celana pendekku dan muncullah kemaluanku yang besarnya minta ampun (kira-kira 22 cm). Dan Rani berdecak kagum dengan kejantananku, tanpa basa-basi Rani memegangnya dan membimbingnya untuk masuk ke dalam liang senggama miliknya Rani, langsung saja kutepis dan tidak jadi barang tersebut masuk ke lubang kemaluan Rani. “Eh, jangan dong kalau buat yang satu ini, soalnya gue belum pernah ngelakuinnya…” ujarku polos. “Ngapain kita udah bugil gini kalau kita tidak ngapa-ngapain, mendingan tadi kita tidak usah buka pakaian segala,” ujar Rani dengan nada tinggi.
Akhirnya aku diam dan aku hanya menempelkan kemaluanku di permukaan kemaluan Rani tanpa memasukkanya. “Begini aja ya…?” ujarku dengan nada polos. Rani hanya mengangguk dan begitu terasanya kemaluanku bergesek di bibir kemaluan Rani tanpa dimasukkan ke dalam lubang vaginanya milik Rani, aku hanya memegang kedua buah pantat Rani yang montok dan secara sembunyi-sembunyiaku menyentuh bibir kemaluan Rani, lama kami hanya bergesekan dan tanpa kusadari akhirnya kemaluanku masuk di dalam kemaluan Rani dan Rani terus-terusan menggoyang pantatnya naik-turun.Aku kaget dan bercampur dengan ketakutan yang luar bisa, karena keperawanan dalam hal ML yang aku jaga selama ini akhirnya hilang gara-gara anak SMU. Padahal sebelumsebelumnya sudah ada yang mau menawari juga dan dia masih perawan lebih cantik lagi aku tolak dan sekarang hanya dengan anak SMU perjakaku hilang.
Lama aku berpikir dan sedangkan Rani hanya naik-turun menggoyangkan pentatnya semenjak aku melamun tadi, mungkin dia tersenyum puas melihat apa yang baru dia lakukan terhadapku. Yach, kepalang tanggung sudah masuk, lagi nasi sudah jadi bubur akhirnya kugenjot juga pantatku naik-turun secara berlawanan dengan yang dilakukan Rani, dan bunyilah suara yang memecahkan keheningan, “Cplok.. cplok… cplok…” Rani mendesah kenikmatan karena kocokanku yang kuat dilubang vaginanya. Lama kami berada di posisi tersebut, yaitu aku di bawah dan dia di atas.akhirnya aku mencoba mendesak Rani agar dia mau mengganti posisi, tapi dorongan tangannya yang kuat membatalkan niatku, tapi masa sih aku kalah sama cewek, pikirku. Kudorong ia dengan sekuat tenagaku dan akhirnya kami berada di posisi duduk dan kemaluanku tetap berdiri kokoh tanpa dilepas. Rani tanpa diperintah menggerakkan sendiri pantatnya, dan memang enak yah gituan, pikirku dalam hati. Tapi sayang tidak perawan.
Akhirnya kudorong lagi Rani agar dia tiduran telentang dan aku ingin sekali melihat kemaluanku yang besar membelah selangkangan kemaluan Rani, makanya aku sambil memegang batang kemaluanku menempelkannya di lubang kemaluan Rani dan “Bless…” amblaslah semuanya. Kutekan dengan semangat “45″ tentunya karena nasi sudah hancur. Kepalang tanggung biarlah kuterima dosa ini, pikirku. Dengan ganasnya dan cepat kuhentakkan kemaluanku keras-keras di lubang kemaluan Rani dan kembali bunyi itu menerawang di ruangan tersebut karena ternyata lubang kemaluan Rani telah banjir dengan air pelumasnya disana, aku tidak tahu pasti apakah itu spermanya Rani, apakah hanya pelumasnya saja? dan Rani berkata,
Sembarangan gue belom keluar dari tadi..?” ujarku dengan nada ketus.
Karena kupikir dia mengejekku karena mentang-mentang aku baru pertama kali beginian seenaknya saja dia menyangka aku keluar duluan. Akhirnya lama aku mencumbui Rani dan aku ingin segera mencapai puncaknya.